pengertian psikologi komunikator
apa itu psikologi komunikator?
Dalam psikologi komunikator yaitu untuk bisa dipercaya orang lain, diperlukan bukan hanya dapat berbicara tetapi juga memerlukan penampilan yang meyakinkan yang artinya tidak dapat menyeruh pendengar saja hanya memperhatikan apa yang dia katakan dan pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan atau menyapaikan pesan tersebut.
Aristoteles menyebutkan karakter
komunikator itu sebagai ethos. Ethos terdiri atas pikiran baik,
akhlak yang baik seperti (good sense, good moral character and
good will). Ethos yaitu sebagai sumber kepercayaan yang ditunjukkan
seorang komunikator yang sudah pakar dalam bidangnya, oleh karena itu seorang
yang ahli dapat dipercaya. Seorang yang mempunyai komunikasi yang handal mau
tidak mau harus melengkapi dirinya dengan membuat orang lain percaya.
Menurut Herbert C. Kelman (1975) pengaruh
komunikasi kita pada orang lain adalah sebagai berikut:
a.Internalisasi yaitu terjadi bila orang yang menerima pengaruh karena perilaku yang di anjurkan sesuai dengan system nilai yang dimilikinya. Kita juga menerima gagasan, pikiran atau anjurkan orang lain karena gagasan, pikiran, atau anjuran tersebut berguna untuk memecahkan masalah, penting dalam menunjukkan arah atau dituntut oleh sistem nilai kita. Internalisasi terjadi ketika kita menerima anjuran orang lain atas dasar rasional.
b.Indentifikasi merupakan terjadi bila individu mengambil perilaku yang berasal dari orang atau kelompok lain karena perilaku itu berkaitan dengan hubungan yang mendefinisikan diri secara memuaskan dengan orang atau kelompok itu. Dalam identifikasi, individu mendefinisikan peranannya sesuai dengan peranannya sesuai dengan peranan orang lain.
c.Ketundukan (compliance) yaitu
terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang atau kelompok lain karena ia
berharap memperoleh reaksi yang menyenangkan diri orang atau kelompok tersebut.
Dalam ketundukan, orang menerima perilaku yang dianjurkan bukan karena
memercayainya, tetapi karena perilaku tersebut membantunya untuk menghasilkan
efek sosial yang memuaskannya.
Dimensi Ethos
Berikut ini adalah beberapa dimensi ethos
yang berkaitan dengan ketundukan ialah kekuasan, sebagai berikut:
a.Krediblitas merupakan seperangkat persepsi komunikate
tentang sifat-sifat komunikator. Kreadiblitas merupakan persepsi yang secara
sederhana dapat diartikan pandangan komunikate terhadap komunikator. Oleh
karena itu persepsi tidaklah tetap melainkan berubah ubah tergantung pada
pelaku persepsi (komunikate), yang dibahas dan situasi.
Dalam definisi ini terkandung dua hal
yaitu:
> kreadibilitas adalah
persepsi komunikasi jadi tidak dalam diri dalam komunikator
>kreadibilitas berkenaan dengan
sifat-sifat komunikatori (disebut juga komponen kreadibilitas)
Komponen yang menentukan Kreadibilitas
Berikut ini adalah beberapa komponen yang
dapat menentukan kreadibilitas sebagai berikut:
> keahlian merupakan
kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya.
Dengan topik yang dibicarakan, indikatornya adalah cerdas dan mampu, ahli dan
tau banyak berpengalam dan terlatih.
> Kepercayaan merupakan
kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya.
Indikatornya adalah jujur, tulus, bermoral, adil, sopan,dan etis atau disebut
moral character
Menurut Koehler, Annatol dan
Applbaum bahwa menambahkan bebrapa komponen tentang kredibilitas
sebagai berikut:
> Dinamisme yaitu
apabila komunikator dipandang bersemangat dan aktif. Sedangkan lawannya akan
terlihat pasif atau ragu-ragu.
> Sosialbilitas yaitu
bila komunikator sebagai periang atau gaul.
> Koorientasi yaitu
apabila komunikator mewakili kelompok yang kita senangi dapatmewakili nilai
kita.
> Karisma yaitu bila komunikator menunjukkan sifat
luar biasa yang dimilikinya sehingga dapat menarik perhatian dan bisa
mengendalian komunikate.
Atraksi (Attractiveness) merupakan daya tarik komunikator yang
bersumber dari fisik seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk
melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik (fisik). Contohnya
adalah komunikator dikagumi yang memungkinkan menerima kepuasan atau disebabkan
faktor kesamaan antara komunikator sehingga komunikate tunduk terhadap pesan
yang disampaikan.
Berikut ini adalah beberapa kondisi
komunikasi akan efektif jika dimiliki sebagai berikut:
a.Kesamaan mempermudah memproses
menerjamahkan lambang yan terima dalan gagasan.
b.Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan
percaya kepada komunikator.
c.Kesamaan membangun premis yang sama
untuk mempermudah deduksi.
d.Kesamaan menyebabkan komukate tertarik
pada komunikator.
Kekuasan merupakan kemampuan yang menimbulkan ketundukan. Ketundukan itu timbul dari interasi antara komunikator dan komunikate. Kekuasaan itu menyebabkan seorang komunikator memaksakan kehendaknya kepada orang lain karena dia memiliki sumber daya yang penting.
Berikut ini adalah jenis-jenis kekuasaan
menurut French dan Raven sebagai berikut:
a.Kekuasaan koersif yaitu menunjukkan kemampuan
komunikator untuk mendapatkan ganjaran atau mendatangkan hukuman bagi
komunikate.
b.Kekuasan informasional yaitu berasal dari isi komunikasi
tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki oleh komunikator.
c.Kekuasan rujukan yaitu menjadikan komukator sebagai
teladan karena perilakunya yang baik.
d.Kekuasaan legas yaitu seperangkat atau norma yang
menyebabka komunikator berwewenang untuk melakukan suatu tindakan.
Pada komunikator yang baik dimana harus
memiliki syarat sebagai berikut: adanya kesiapan, kesungguhan, ketulusan,
kepercayaan diri, ketenagan, keramahan dan kesederhanaan.
Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki setiap
manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya dengan menggunakan tanda
semisalnya kata dan gerakan. Berikut ini ada beberapa cara mendefinisikan
bahasa sebagai berikut:
a.Bahasa
Fungsional merupakan untuk melihat bahasa dari segi fungsinya sehingga bahasa
diartikan sebagai “alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan (socially
shared maen for expressing ideas).
b.Bahasa Formal merupakan untuk menyatakan bahasa sebagai
semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata
bahasa.
Setiap bahasa mempunyai peraturan
bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberikan arti.
Menurut George A. Miller dalam penyusunan tata bahasa meliputi
beberapa unsur,
berikut ini ada beberapa unsur yang
sejelaskan sebagai berikut:
a.Fonologis merupakan sistem
bunyi dalam bahasa indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologis adalah
ilmu tentang bunyi bahasa.
b.Sintaksis berasal dari
bahasa yunani yaitu sun yang berakti “dengan” dan
kata tattein yang berakti “menempatkan”. Jadi dapat
diartikan sebagai etimologi yaitu sebagai menempatkan bersama-sama kata-kata
menjadi kelompok kata atau kalimat.
c.Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna atau
arti yang terkandung dalam bahasa, kode atau jenis lain dari representasikan.
Dengan kata lain semantik adalah studi yang mempelajari tentang makna.
Dari ketiga unsur diatas maka dapat disimpulkan contoh seperti : Saya menemukan buku kuno tentang raja-raja yang dimakan rayap. Kalimat diatas masih sedikit ambigu, yang dapat dispekulasikan dalam berbagai makna seperti saya menemukan buku kuno yang dimakan rayap tentang raja-raja. Dan banyak aspek lain. Namun secara pengetahuan konseptual kita sudah dapat mengetahui apa maksud dari kalimat tersebut. Walaupun kamus hanya menjelaskan raja sebagai penguasa kerajaan dan rayap sejenis serangga, kita dapat dengan pasti menyimpulkan raja tidak mungkin dimakan rayap.
Namun mungkin saja kata lawan bicara anda, menyakinkan bahwa ada raja-raja yang mati dimakan rayap. Dalam hal ini kita dapat memahami pentingnya menyamakan kerangka konseptual dan sistem kepercayaan dengan komunikate sebelum menyampaikan gagasan.
Ada begitu proses belajar dan bagaimana
kita belajar. Menurut Noam Chomsky, ada 2 teori belajar yang harus diketaui
adalah sebagai berikut:
a.Teori
Behaviorisme dimana teorinya menekankan perhatian pada aspek yang dirasakan secara
langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan anatara stimulus dan respon
pada dunia sekelilingnya. Menurut teori ini, semua perilaku termasuk tindak
balas(respon) ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan
telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan
b.Teori Nativisme ini dihasilkan dari pernyataan mendasar
bahwa pembelajaran bahasa ditentukan oleh bakat. Bahwa setiap manusia
dilahirkan sudah memiliki bakat untuk memperoleh dan belajar bahasa.
Berikut ini adalah beberapa teori belajar
mempunyai tiga proses diantaranya :
a.Asosiasi merupakan menghubungkan antara satu peristiwa dengan peristiwa lain, antara seseorang dengan orang lain yang dipandang sebagai rangkaian yang saling berhubungan dan keterkaitan satu sama lain. Atau melazaimkan suatu bunyi dengan objek tertentu.
b.Imitasi merupakan proses
sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap
penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama
kali muncul di lungkungan keluarga, kemudian lingkungan tetangga dan lingkungan
masyarakat.
Pengetahuan merupakan berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Prinsip tersebut diterapkan oleh Psikolog
dari harvard, B.F Skinner, respon tersebut terjadi pada anak-anak kecil yang
disebutnya sebagai respon mand, tact, dan echoic.
Respon mand dimulai ketika anak-anak mengeluarkan bunyi secara
sembarang. Respon tack terjadi bila anak menyentuk objek,
kemudian secara sembarang ia mengucapkan bunyi. Orang tua mengira ia
menyebutkan satu kata dan memberikan ganjaran. Respon echoic terjadi
ketika anak menirukan ucapan orang tuanya dalam hubungan dengan stimulus
tertentu.
Menurut Noam Chomsky, bila anak harus belajar seperti itu, paling tidak
diperlukan waktu tiga puluh tahun untuk mampu menguasai 1.000 kata. Namun Teori
Behaviorisme, kata Chomsky tidak dapat menjelaskan fenomena belajar bahasa,
sehingga teori tersebut tidak menjelaskan mengapa anak berhasil membuat
kalimat-kalimat yang tidak pernah mereka dengar atau melahirkan kata-kata baru
atau susunan kata baru yang tidak pernah diucapkan oleh orang tuanya.
Menurut chomsky, setiap anak mampu
menggunakan suatu bahasa karena daya pengetahuan bawaan yang telah diprogram
secara genetik dalam otak kita. Atau disebut dengan LAD (Linguictics
Acquisition Device). LAD tidak mengandung kata, arti atau gagasan tetapi
hanya suatu sistem yang memungkinkan manusia menggabungkan komponen-komponen
bahasa.
Kata dan Makna
Setiap kata dalam pengucapan masing-masing individu berbeda-beda namun terkadang ada beberapa kata yang dalam pengucapan yang sama namun memiliki makna yang berbeda. Makna dimaknakan dengan uraian yang lebih membingungkan daripada menjelaskan.
Sering kali terjadi perdebatan hanya karena berbeda anggapan dari masing-masing individu terkait makna kata yang dicerna.
a.Makna yang pertama adalah makna inferensial, yakni suatu satu kata (lambang) adalah objek, gagasan, pikiran, konsep yang dirujuk oleh kata tersebut. Dalam uraian Ogden dan Richards (1946) proses lambang dengan yang ditujukan lambang. Contoh pengucapan kata terimakasih dalam setiap negara mempunyai bahasa yang berbeda-beda meskipun memiliki makna yang sama.
b.Makna yang kedua menunjukkan arti (significance) adalah suatu istilah sejauh dihubungkan dengan konsep-konsep yang lain. Sebagai contoh kata phlogiston kata tersebut sudah tidak berarti karena penemuan-penemuan baru yang menunjukkan kesalahan konsep yang lama.
c.Makna yang ketiga adalah
makna intensional, yakni makna yang tidak dapat divalidasi secara empiris atau
dicarikan rujukannya (niat). Makna ini terdapat pada pikiran orang, hanya
dimiliki dirinya saja. Dari klasifikasi makna Brodbeck (1963), kita sekarang
melihat makna secara psikologis. Makna tidak terletak pada kata-kata, tetapi
pada pikiran orang atau persepsinya. Makna terbentuk karena pengalaman
individu.
Menurut Brocks dan Emmer (1976 : 109-110) mengatakan
adanya kata-kata yang dianggap negative atau positif oleh komunikate tanpa kita
sadari. Negatif, jika kata-kata yang menimbulkan respons permusuhan
seperti menggunakan kata-kata erangan. Jadi, jika kita salah pengucapan
atau bias disebut asal bunyi bisa mengakibatkan makna yang negative oleh lawan
bicara meskipun niat baik dari seorang komunikate.
Jadi, karena pengalaman hidup berbeda, orang mempunyai makna
masing-masing untuk kata-kata tertentu. Inilah yang telah kita sebut sebagai
makna perseorangan, tetapi bila semua makna itu bersifat perseorangan tentu
tidak terjadi komunikasi. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain, berarti
ada makna yang dimiliki bersama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa
lalu ataun kesamaan struktur kognitif disebut isomorfisme. Isomorfisme adalah
terjadi bila komunikasi-komunikasi berasal dari budaya yang sama, status sosial
yang sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama, dsb.
Teori General Semantics
Teori yang menunjukkan karakteristik Bahasa dan menjelaskan kesalahan dalam menggunakan Bahasa dan mencermati bagaimana berbicara dengan tepat, menyesuaikan kata dengan keadaan sebenarnya dan menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kekeliruan dan kesalahan.
Pada teori ini terdapat beberaoa para psikolog yang mengartikan teori tersebut sesuai dengan apa yang telah mereka ketahui, namun secara singkat kita akan menguraikan pokok-pokok penting dari gagasan-gagasan mereka.
a.Berhati-hati dengan abstraksi dimana bahasa menggunakan abstraksi yang dimana proses memilih unsur-unsur realitas untuk membedakannya dari hal-hal yang lain. Ketika kita melakukan kategorisasi, kita menempatkan realitas dalam kategori tertentu. Untuk membuat kategori, kita harus memperhatikan hanya bagian sifat-sofat objek. Sebagai contoh, apa yang anda pegang sekarang? Buku. Buku adalah kategori yang didasarkan pada kenyataan bahwa ini adalah kumpulan kertas yang dijilid.
b.Berhati-hati dengan dimensi waktu dimana bahasa itu statis, sedangkan realitas dinamis. Ketika anda bereaksi pada satu kata. Anda serig menganggap makna kata itu masih sama. Sebagai contoh adalah, saudara anda yang dulunya masih kecil cengeng atau ingusan ketika sudah beranjak dewasa menjadi seorang yang tampan dan lain sebagainya.
c.Jangan mengacaukan kata dengan rujukannya dimana kita telah mengetahui bahwa hubunga antara kata dan rujukannya (objek, gagasan, situasi) bersifat semena-mena. Kata itu bukan rujukan, kata itu mewakili rujukan “kita hidup dalam dua macam dunia yang tidak boleh dikacaubalaukan”.
d.Jangan mengacaukan pengalaman dengan
kesimpulan dimana ketika melihat fakta, kita membuat pernyataan untuk
melukiskan fakta itu. Pernyataan itu kita sebut pengamatan dan menarik
kesimpulan. Kita menarik kesimpulan bila menghubungkan gal-hal yang diamati
dengan sesuatu yang tidak teramati. Kita sudah salah ketika menganggap
kesimpulan sebagai pengamatan. Akan tetapi, kita salah besar kalau mengambil
keputusan berdasarkan kesimpulan, tetapi beranggapan kita melakukannya
berdasarkan pengamatan.
Pesan Nonverbal
Pesan nonverbal atau disebut juga dengan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunaka untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapt dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
berikut ini adalah beberpa fungsi pesan
nonverbal sebagai berikut;
a.Repetisi merupakan mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Contohnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
b.Substitusi yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
c.Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misalnya air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
d.Aksentuasi merupakan
menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Contohnya: anda mengungkapkan
betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Imbauan pesan( message appeals)
Bila pesan-pesan kita maksudkan untuk
mempengaruhi orang lain maka kita harus menyentuh motif yang menggerakkan atau
mendorong perilaku komunikate. Dengan kata lain, kita secara psikologis
mengimbau khalayak untuk menerima dan melaksanakan gagasan kita.
a.imbauan emosional yaitu menggunakan pernyataan-pernyataan atau bahasa yang menyentuh emosi komunikate. Sudah lama diduga bahwa kebanyakan tindakan manusia lebih berdasarkan emosi daripada sebagai hasil pemikiran. Contohnya bila mubaligh atau da’i ingin menjelaskan kekuatan didalam diri seseorang lemah, maka mad’u diajak bernyanyi.
b.imbauan takut yaitu menggunakan pesan yang mencemaskan, mengancam atau meresahkan. Da’i atau mubaligh mengajak orang tua agar anaknya dilatih kekuatan komunikasi didalam diri, sehingga kemanapun ia pergi memiliki akar dan fondasi didalam diri. Anak tersebut tidak mudah diajak orang lain. Imbauan pesan melatih takut kepada Allah swt. Apabila dakwah fardiyah di keluarga berjalan baik.
c.Imbauan motivasional yaitu menggunakan imbauan motif (motive appeals) yang menyentuh kondisi intern dalam diri manusia. Contohnya manusia bergerak bukan saja didorong oleh kebutuhan biologis seperti lapar dan dahaga, tetapi juga karena dorongan psikologis seperti rasa ingin tahu, kebutuhan akan kasih sayang dan keinginan untuk memuja.
d.Imbauan ganjaran yaitu
menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate sesuatu yang mereka perlukan
atau yang mereka inginkan. Contohnya mubaligh atau da’i memberikan
manfaat-manfaat kekuatan dakwah dzatiyah dan manfaat dakwah fardiyah sehingga,
orang tua menerapkan dirumahnya masing-masing.
Daftar Pustaka
[2] [Saepudi] (teori linguistik
dan psikologi dalam pembelajaran bahasa)
[3] [Dr. Jalaluddin Rakhmat] [january 2018] [simbiosa rekatama media] [bandung]
(Psikologi Komunikasi Edisi Revisi)
[4] [Riska Nur’Akhidah Sari] [2012] (makalah
psikologi komunikator dan psikologi pesan)
(https://www.slideshare.net/IchaSugiarto/makalah-psikologi-komunikator-dan-psikologi-pesan)
Post a Comment for "pengertian psikologi komunikator"